ASUHAN
KEBIDANAN
BAYI
BARU LAHIR BAYI NY. “D”DENGAN BBLR
DI
RUANG NEONATUS RS. BHAYANGKARA
WAHYU
TUTUKO BOJONEGORO
Dosen Pembimbing:
SUHARTIK
Disusun Oleh:
PIPIT
SETYORINI
09.02.037
II
A – MIOMETRIUM
AKES
RAJEKWESI BOJONEGORO
PRODI
D III KEBIDANAN
TAHUN
AKADEMIK 2010/2011
LANDASAN
TEORI
BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
1.
PENGERTIAN
Bayi berat lahir rendah
adalah bayi yang lahir dengan berat kurang atau sama dengan 2500 gram (WHO)
Bayi berat lahir rendah
adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2000 geam
(sampai dengan 2499 gram). Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya,
BBLR di bedakan dalam :
a. BBLR
berat badan lahir 1500 – 2500 gram
b. Bayi
berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram
c. Bayi
berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram
Bayi
dengan BBLR dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
1) Prematuritas
murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan
sesuai dengan berat badan usia
kehamilan.
2) Dismaturitas,
yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk
usia kehamilan. Ini menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauteri.
2.
ETIOLOGI
BBLR dapat disebabkab
oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor
Ibu
a. Penyakit
Ibu
1) Toksemia
gravidarum, yaitu preeklampsi
dan eklampsi
2) Perdarahan
antepartum
3) Trauma
pada masa kehamilan, yaitu
trauma fisik dan psikologi.
4) Penyakit
takut dengan gejala panas tinggi (misalnya : tipus abdominalis, malaria)
5) Penyakit
kronis (misalnya : TBC, penyakit jantung, DM)
6) Tumor
(misalnya : mioma uteri, sistoma)
7) Kelainan
bentuk uterus.
b. Usia
1) Usia
Ibu pada waktu hamil (dari 20 tahun atau) 35 tahun.
2) Multigravida
yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat
c. Kejadian
sosial - ekonomi
2. Faktor
Janin
a. Kehamilan
ganda
b. Hidramnion
c. Ketuban
pecah dini
d. Cacat
bawaan
|
e. Infeksi
(misal : rubella, sifilis, taksoplasmosis)
f. Insufiensi
plasenta
g. Inkompantibilitas
darah ibu dan janin
|
3. Faktor
plasenta
a. Plasenta
previa
b. Solusio
plasenta.
3.
TANDA
DAN GEJALA BAYI PREMATUR
1. Umur
kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
2. Berat
badan kurang dari atau sama dengan 2500 gram
3. Panjang
badan kurang dari atau sama dengan 45 cm
4. Kuku
panjangnya belum melewati ujung jari
5. Batas
dahi dan rambut kepala tidak jelas
6. Lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
7. Lingkar
dada kurang dari atau sama dengan 30 cm
8. Rambur
lanugo masih banyak
9. Jaringan
lemak subcutan
tipis dan kurang
10. Tulang
rawan dan telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak
teraba tulang rawan daun telinga
11. Tumit
mengkilap, telapak kaki halus
12. Geretalia
pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum
turun ke dalam skrotum, untuk
bayi perempuan klitoris menonjol,
labia minora belum tertutup oleh labia mayora.
13. Tonus
otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah
14. Jaringan
kelenjar mammae masih kurang, akibat pertumbuhan otot dan jaringan otot serta
jaringan lemak masih kurang.
15. Verniks
kaseosa tidak ada / sedikit
4.
PERMASALAHAN
BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN PREMATUR
1.) Aktifitas
Lebih
rendah umur gestasi
bayi maka semakin kurang aktif anak tersebut asalkan kondisi umum baik, bahkan
bayi terkecil pun akan memperlihatkan adanya aktifitas otot, terutama jika
tidak di batasi oleh pakaian.
2.) Pengendalian
Suhu
Suhu
preterrn cenderung memilki
suhu tubuh subnormal, karena kondisi panas yang buruk dan peran kehilangan panas, kegagalan produksi
panas adekuat disebabkan karena tidak hanya ada jaringan adipose coklat.
Pernafasan yang lemah da pembakaran O2 yang buruk. Aktifitas
kehilangan panas terjadi karena permukaan tubuh relative lebih besar dan tidak
adanya lemak subcutan.
3.) Sistem
Pernafasan
Semakin
pendek usia gestasi maka semakin kurang perkembangan paru-paru pusat pengantar
pernafasan belum sempurna, otot pernafasan dan tulang iga lemah ritme dan
dalamnya nafas cenderung tidak teratur
sehingga sering dijumpai apnea sampai sianosis.
4.) Sistem
Regulasi
Jantung
secara relative kecil saat lahir, pada beberapa bayi preterm kerjanya lambat
dan lemah, terjadi ekstra
sistole dan bising
yang dapat didengar pada atau segera setelah lahir. Hal ini hilang ketika
aperture jantung fase menutup secara berangsur-angsur, sirkulasi perifer sering kali buruk dan
dinding pembuluh darah juga lemah. Kasus ini terutama pada pembuluh darah intracranial.
Hal ini merupakan sebab dari
timbulnya kecenderungan perdarahan
intracranial.
5.) Sistem Pencernaan
Semakin
rendah umur gestasi, maka semakin lemah refleks
menghisap dan menelan,
bayi yang paling kecil tidak mampu untuk minum secara efektif. Pencernaan
tergantung pada perkembangan dari alat pencernaan
lambung dari seorang bayi dengan berat badan 900 gram memperlihatkan adanya
sedikit lipatan mukosa, glandula
sekretoris demikian otot juga kurang berkembang lebar secara relatif besar tetapi kurang
berkembang.
6.) Sistem
Urinarius
Fungsi
ginjal perlu menyesuaikan dengan lingkungan, fungsi ginjal kurang efisien
dengan adanya glomerulus yang menurun.
7.) Sistem
Genital
Genital
kecil : pada wanita labia minora tidak ditutupi oleh labia mayora, hingga
aterm. Pada laki-laki testis terdapat pada abdomen, kanotis inguinalis atau
skrotum.
5.
PERAWATAN
BAYI
Aspek perawatan bayi
tertutama dipertimbangkan dalam hubungan dengan bayi prematur yang sakit maupun
yang sehat dalam suatu
unit pediatric. Aspek perawatan berikut ini perlu dipertimbangkan :
1. Penanganan
2. Pemeriksaan
suhu tubuh
3. Incubator
4. Pencegahan
5. Pemberian
O2
6. Memandikan
(menyibin)
7. Memberi
makan bayi
6.
INKUBATOR
1. Pada
dasarnya incubator merupakan suatu kontak, dirancang untuk mempertahankan suhu
internal yang konstan dengan menggunakan suhu thermostal. Terdapat banyak tipe
yang dapat diperoleh dan semuanya mempunyai fungsi yang sama tetapi beberapa
lebih kompleks dari yang lain : misalnya terdapat incubator dengan sambungan
untuk pemberian oksigen wadah air untuk member kelembapan suatu filter udara.
Kompartemen es dan suatu sambungan nebulizer. Terdapat akses pengendalian yang
mudah dan ada kemungkinan untuk mengubah kipas filter (jika terpakai) sebagian
besar incubator mempunyai thermometer interna yang dapat dibaca dengan mudah.
2. Prosedur
perawatan yang dilakukan melalui “jendela” atau lengan baju pada satu atau
kedua sisi incubator atau melalui penutup pada tipe yang disebut terakhis suatu lingkungan yang hangat
dapat dipertimbangkan / dipertahankan dengan cara menghangatkan kanopi yang
ditembatkan dalam jarak yang pendek diatas incubator. Sebelum memasukkan bayi
ke dalam incubator terlebih dahulu dihangatkan sampai sekitar 28,4 oC
untuk bayi dengan berat 1,7 kg, 32,2 oC untuk bayi lebih kecil.
Tangkai diisi dengan air steril atau disterilisasi dan popok ditempatkan pada kasur busa.
Bayi dirawat dalam keadaan telanjang. Hal ini mempunyai keuntungan sebagai
berikut :
1. Memungkinkan
adanya pernafasan yang tidak terhalang
2. Memungkinkan
bayi untuk bergerak tanpa dibatasi oleh pakaian
3. Memungkinkan
observasi yang lebih baik mudah terhadap pernafasan
4. Menghindari
terjadinya penanganan bayi secara berlebihan karena mengenakan pakaian.
3. Kelemahan
Suatu
kelembapan 70 – 80 % mencegah terjadinya dehidrasi dan aksi iritasi oksigen
(jika oksigen diberikan)
DAFTAR
PUSTAKA
Bdzak
Sensen, Low
Dermik 2004. Buku Ajar Keperawatan maternitas
Jakarta : EGC.
Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan
Anak, 2007. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3.
Jakarta : FKUI
Prawirohardjo,
sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Wong,
Donna L. 2003. Perawatan Pediatrik.
Jakarta : EGC
Surasmi,
Asrining. 2003. Perawatan Bayi Resiko
Tinggi. Jakarta : EGC
Saccharin, Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta :
EGC.
ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI NY. “D”
DENGAN
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
DIRUANG
NEONATUS RS. BHAYANGKARA
WAHYU
TUTUKO BOJONEGORO
I.
PENGKAJIAN
Tanggal : 04 Juli 2011 Pukul
: 16.00 WIB
A.
Data
Subjektif
1.
a. Identitas Anak
Nama :
By. “D”
Anak ke :
Ke II (Dua)
Umur :
1 hari
Tanggal lahir : 04 Juli 2011
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal MRS : 04 Juli 2011
Berat badan : 1900 gram
b.
Identitas Orang Tua
Nama
Ibu : Ny. “D”
Umur
: 30 tahun
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Swasta
Penghasilan
: -
|
Nama Ayah : Tn. “S”
Umur
: 39 tahun
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Swasta
Penghasilan
: -
|
Alamat :
Jl. Kartini 372 RT.05 RW.02. Dander Bojonegoro
2. Riwayat
Kesehatan
a. Keluhan
urama
Ibu mengatakan bayinya
kecil dan setelah lahir, bayinya langsung dibawa ke ruang bayi
b. Riwayat
penyakit sekarang
Ibu mengatakan bayinya
kecil saat lahir dan tidak menangis dengan kuat/merintih sehingga langsung
dibawa ke ruang bayi.
c. Riwayat
penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis dan ada riwayat penyakit
tekanan darah tinggi.
3. Riwayat
antenatal, natal dan post natal
1) Riwayat
Anternatal
Selama hamil Ibu pasien
tidak pernah menderita penyakit kronis, Ibu memiliki riwayat tekanan darah
tinggi. Nutrisi Ibu selama hamil tercukupi dengan baik rutin periksa kehamilan
ke bidan 8 kali. Ibu pasien mendapat imunisasi TT, tablet Fe dan vitamin.
2) Riwayat
Natal
Usia kehamilan 34
minggu. Dilakukan secara Sectio
Caesaria, berat badan
lahir 1900 gram, panjang 39 cm, setelah lahir bayi menangis tidak
kuat/merintih.
3) Riwayat
Post Natal
Keadaan umum bayi
cukup, bayi bergerak aktif, menangis kuat, kulit merah dan rambut lanugo masih
banyak.
4. Keadaan
Gizi
Pemberian nutrisi (pendamping
ASI 3 cc) melalui sonde setiap 2 jam sekali
5. Riwayat
pertumbuhan dan perkembangan
1. Riwayat
pertumbuhan
BB : 1900 gram
PB : 39 cm
2. Riwayat
perkembangan
Bayi kecil
Pergerakan aktif dan
keadaan umum cukup
Bayi menangis kuat
6. Pola
kebiasaan sehari-hari
a. Pola
nutrisi
Bayi diberikan
pendamping ASI melalui sonde
b. Pola
eliminasi
BAB 4 kali sehari,
konsistensi kental, warna hitam (mekonium) BAK 7 kali sehari.
c. Pola
tidur
Tidur malam ± 10 jam,
tidur siang ± 4 jam
d. Pola
kebersihan
Ganti popok setiap kali
BAB dan BAK, kebersihan tubuh dan perawatan tali pusar dilakukan 2 kali sehari
yaitu pada pagi dan sore hari
B.
Data
Objektif
1. Pemeriksaan
umum
Keadaan
umum : lemah
Kesadaran
: cukup
Berat
badan : 1900 gram
Panjang
badan : 39 cm
2. Tanda-tanda
vital
Suhu
: 35,7 oC
Respirasi
: 50 x/ menit
3. Pemeriksaan
fisik
Kepala
Wajah
Mata
Hidung
Telinga
Leher
Dada
Perut
Kulit
Genetalia
Anus
Frestrimitas
|
:
Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan
pada kepala, lanugo masih banyak,
batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.
:
Normal, wajah berwarna merah.
:
Simetris, sklera tidak iktirus, tidak ada
perdarahan pada sub konjungtiva.
:
Tidak ada pengeluaran sekret, bersih adanya
pernafasan cuping hidung .
:
Simetris tidak ada pengeluaran cairan.
:
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan bendungan vena jugularis.
:
Terdapat retraksi dinding dada.
:
Pernafasan abdomen, tidak ada
meteorismus.
:
Berwarna merah seluruh tubuh, rambut
lanugo masih banyak di sekita tubuh,
kulit tampak transparan, halus dan mengkilat, kuku pendek belum melewati ujung jari.
:
Pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang, 2 testis belum turun ke dalam
skrotum
:
Terdapat anus
:
Gerakan cukup aktif, kulit mengkilap,
telapak kaki halus.
|
C.
Assasment
1. Resiko
tinggi gawat pernafasan yang berhubungan dengan ketidakmatangan paru karena
produksi surfaktan .
2. Resiko
hipotermi yang berhubungan dengan prematuritas perubahan suhu lingkungan
3. Gangguan
pemenuhan nutrisi yang berhubungan dengan simpanan glikogen, zat besi dan kalsium
yang tidak cukup .
4. Berkurangnya
cairan yang berhubungan dengan pengeluaran yang di sebabkan oleh imaturitas. Pengeluaran
melalui kulit paru.
5. Resiko
tinggi infeksi yang berhubungan dengan kekebalan tubuh dan kemungkinan infeksi
silang dari ibu atau staf
perawat.
D.
Penatalaksanaan
1. Kumpulan
data penilaian yang berkaitan dengan kegawatan pernafasan.
Rasional
: Memantau
perkembangan pernafasan .
2. Berikan
dan pantau bantuan pernafasan dengan oksigen (O2)
Rasional
: Mencegah
terjadinya APNEU .
3. Tempatkan
bayi pada box lampu/incubator.
Rasional
: Mencegah
terjadinya hipotermi .
4. Jaga
agar kulit bayi tetap kering dan kepala bayi tetap tertutup.
Rasional
: Kepala
merupakan area permukaan paling luas, sehingga proses kehilangan panasnya
cepat.
5. Awasi
reflex hisap dan kemampuan menetek bayi.
Rasional
: Bayi
premature mempunyai kemampuan menghisap dan menelan bervariasi.
6. Berikan
ASI atau pendamping ASI 2-6 jam setelah lahir mulai dengan pemberian 2-5 cc.
Rasional
: Memenuhi
kebutuhan nutrisi .
7. Timbang
bayi setiap hari .
Rasional
: Mengetahui
perkembangan dan penambahan berat badan pada bayi.
8. Lakukan
kolaborasi dengan Dokter
Spesialis Anak untuk pemberian
terapi .
Rasional
: Membantu
proses penyembuhan dan perkembangan pada BBLR.
E.
Implementasi
1. Mengumpulkan
data penilaian yang berkaitan dengan kegawatan pernafasan.
-
Riwayat Ibu selama kehamilan
.
-
Kondisi bayi baru
lahir, nilai apgar 4-5, resusitasi .
-
Pernafasan frekuensi 42
x/menit .
2. Memberikan
dan membantu bantuan pernafasan
dengan oksigen (O2) .
-
Memberikan 0,5 liter oksigen / menit .
-
Dengan hati-hati hisap
lendir dari mulut selama
kurang dari 5 menit .
3. Menempatkan
bayi pada box lampu / incubator.
4. Menjaga
bayi agar kulitnya tetap kering dan menjaga kepala bayi agar tetap tertutup
dengan cara memakaikan topi pada kepala bayi .
5. Mengawasi
refleks menghisap dan
kemampuan menelan bayi.
6. Memberikan
ASI atau pendamping ASI 2-6 jam setelah lahir mulai dengan pemberian 3-7,5 cc ditambah bila bayi
menunjukkan toleransi yang baik.
7. Menimbang
bayi setiap hari .
8. Melakukan
kolaborasi dengaan
Dokter Spesialis Anak untuk pemberian
terapi
-
Intake 12 x 3 cc ASI/ PASI
-
Infuse NaCL 20 cc
kemudian dilanjutkan dengan D10% 150 cc/24 jam
-
Injeksi ViCC SX 2 x 100 mg
-
Injeksi Amminophilin 12 mg
dilanjutkan 2 x 3 mg mulai besok
-
Injeksi Dexametason 1 mg
-
Injeksi Neo K 1
mg selama 3 hari
-
Termoregulasi
-
Posisi head up
F.
Catatan Perkembangan
1. Tanggal
5 Juli 2011 pukul 05.00 WIB
S
: -
O : keadaan umum lemah, suhu : 36oC,
respirasi 50 x menit, BB : 1800 gram
BAB , BAK
, puasa
, retensi kosong , dipasang NGT +
O2,
gerakan kurang, aktif, nafas teratur, menangis keras .
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Rencana dilanjutkan
2. Tanggal
5 Juli 2011 pukul 12.00 WIB
S : -
O : keadaan umum
lemah, suhu : 36oC, respirasi 50 x menit
BAB , BAK , puasa
, gerakan kurang aktif, NGT , O2 retensi
kecoklatan, menangis
A
: Masalah teratasi sebagian
P
: Rencana dilanjutkan
3. Tanggal
5 Juli 2011 pukul 17.00 WIB
S : -
O : keadaan umum
cukup, suhu : 37,4oC, respirasi 50 x menit
BAB , BAK , NGT
, O2 , intake past
3 cc menangis kuat, nafas teratur,
gerakan aktif.
A
: Masalah teratasi sebagian
P
: Rencana dilanjutkan
4. Tanggal
06 Juli 2011 pukul 05.00 Wib
S : -
O : Keadaan umum
cukup S = 36,60 c, respirasi 50 x / menit, BB = 1700 gram
BAB , BAK
, NGT , O2 , intake ASI 3cc, menangis kuat, nafas
teratur, Gumoh - ,
Gerakan aktif.
A : Sebagian masalah teratasi
P : Rencana dilanjutkan
G.
Evaluasi
Tanggal
06 Juli 2011 pukul 12.00 WIB
S : -
O : BAB Keadaan umum cukup, S : 36,70C,
Respirasi 54 x/menit
BAB , BAK
, NGT , O2 intake PASI 7,5 cc, menangis kuat, nafas
teratur, Gumoh - , Gerakan aktif
A : Masalah teratasi sebagian
P :
Rencana dilanjutkan
Mengetahui
Pembimbing Lahan
ERLINA YULI N, AMd.Keb
|
Pembimbing Praktek
LINA
ASYIFA’AH, Amd.Keb
|
Mahasiswa
PIPIT SETYORINI
|
Pembimbing Akademik
NUR AZIZAH, AMd.Keb
|
1 komentar:
maaf izin bertanya untuk kasus tsb, apakah sblmnya anak pertama dari ibu "D" juga lahir dgn keadaan BBLR? terima kasih..
Posting Komentar